Jakarta - Jamuan pengusaha yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, terhadap timnas sepakbola Indonesia di rumahnya, menimbulkan spekulasi adanya maksud politis di balik undangan tersebut. Sebab, saat prestasi timnas terpuruk, tidak ada penguasaha atau parpol yang mengundang Tim Garuda tersebut.
"Kalau waktu timnas sering kalah, kok tidak ada pemimpin partai dan pengusaha yang mengundang untuk memberi nasihat dan semangat," kata anggota Komisi X (bidang olahraga), Dedi S Gumelar, saat dihubungi detikcom, Selasa (21/12/2010).
Namun demikian, Miing, sapaan akrabnya, mengatakan jamuan itu sah-sah saja selama dilakukan atas dasar kepedulian terhadap timnas. Namun, mengingat yang mengundang adalah ketua umum parpol, nuansa politis itu sulit dilepaskan.
Miing menyebut hal itu adalah sebagai kecerdasan elite politik dalam memanfaatkan momentum yang tengah menjadi perhatian publik.
"Numpang beken boleh kali ye," sindir mantan pelawak yang kini politisi PDI Perjuangan itu.
Lebih jauh, Miing juga menilai kehadiran para elite politik dalam pertandingan timnas di Gelora Bung Karno sebagai cara 'mengkapitalisasi' momentum perhatian 80 ribu penonton langsung dan jutaan pasang mata penonton televisi.
"Seperti kehadiran SBY, belum terukur kehadiran SBY menghadirkan semangat yang kuat bagi timnas atau tidak," kata Miing.
Seperti diketahui sejumlah elite politik hadir dalam pertandingan semifinal Piala AFF Suzuki Cup 2010 antara Indonesia dan Filipina. Mereka antara lain Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan sejumlah elite parpol yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu II.
Juru Bicara Keluarga Bakrie, Lalu Mara, meminta jangan ada politisasi kunjungan timnas Indonesia ke kediaman Ical. Lalu menegaskan kunjungan sepenuhnya hanya silaturahmi Timnas dengan keluarga Bakrie.
sumber : Laurencius Simanjuntak - detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar